Sejak kecil ada seorang anak bernama Maya, Maya anak yang ceria, keluarganya juga menyayanginya, Maya sejak kecil diurus oleh nenek kakeknya, kedua orangtuanya bekerja. Maya mempunyai temen yang banyak tapi beda usia, hingga Maya duduk kelas 5 SD, Maya jadi jarang bermain dengan teman dirumah, salah satu temannya ada juga yang pindah, di sekolah Maya tidak mempunyai teman cuma dirumah tapi semuanya sudah menjauh.
Maya beranjak SMP, ia mempunyai teman tapi tidak begitu dekat padahal Maya ingin mempunyai sahabat, entah kenapa Maya jika berteman dengan orang lain pasti orang lain tersebut tidak menganggap Maya sebagai sahabat. Meski tidak mempunyai sahabat akan tetapi keluarga baik-baik saja tidak ada masalah, Maya dituruti kedua orangtuanya jika menginginkan sesuatu, diasuh oleh nenek membuat Maya senang, ia dikasih perhatian oleh neneknya Hingga saat Maya duduk kelas 8 neneknya meningal dunia, rasanya semuanya berubah perlahan-lahan masalah datang sampai titik terendah.
Memasuki SMA, kedua orangtuanya Maya tidak bekerja, ayahnya seorang ojek, ekonomi menjadi menurun. Saat Maya duduk kelas 10 ia memiliki dua orang teman tapi temannya tidak menganggap Maya teman, mereka berdua asik bermain tanpa Maya sampai sekarang, hingga kedua temannya pindah sekolah, duduk kelas 11 ia mempunyai tiga orang teman, ia masih takut jika ada kerja kelompok ia tersisihkan.
Maya merasa tidak ada yang pernah menganggapnya ada dan semakin lama Maya bisa tidak jajan disekolah sampai ada temannya bilang "pelit banget sama diri sendiri, jajan kek". Padahal Maya ingin sekali jajan tapi ia harus simpan jika dikasih uang jajan untuk keperluan-keperluan penting seperti jika bayar uang kas, beli peralatan sekolah, kerja kelompok sampai untuk perpisahan sekolah.
Untungnya ketiga temannya masih bersama Maya jadi ia tidak merasa sendiri. Sampai lulus sekolah, Maya tidak kontekan dengan teman-temannya padahal ia ingin bermain bersama karena Maya memang tidak memiliki teman, mayalah yang selalu mengajak tapi kadang jadi dan tidak jadi. Perasaan dulu kembali muncul, ia takut teman-temannya pergi tapi sepertinya itu akan terjadi.
Maya sampai dititik terberatnya, ia bertanya, berdoa, dan menangis, kenapa ini semua tidak adil baginya, kenapa mereka berbeda dengan Maya, kenapa Maya tidak ada kelebihan yang ia punya, setidaknya satu kelebihan saja. Maya mengaggap ia hidup hanya seperti mesin pencari uang, kenapa ia dihidupkan jika tidak ada hal baik untuknya, kebahagiaan apa yang ia lihat sampai ingin dihidupkan. Ada orang lain sudah baik, cantik, banyak teman, banyak bakat, pintar, disenangi semuanya, keluarganya harmonis, ekonominya baik mendapatkan semuanya. Tapi tidak dengan Maya satupun ia tidak ada kelebihan nya, sudah tidak cantik, tidak punya teman, tidak dianggap ada oleh orang sekitar, keluarga yang kurang baik-baik, ekonomi yang menurun, tidak ada bakat, tidak pintar kenapa semua terbalik dengannya. Setidakny ada satu aja kelebihan yang ia punya.
Setelah ia tinggal sendiri ia benar-benar merasakan bahwa tidak ada yang memperdulikannya, tidak ada yang memperhatikan nya sampai saat ini ia masih tidak memiliki teman tapi ia masih memiliki keluarga dan ia terus memikirkan adik-adiknya. Di benaknya Maya, ia tidak ingin adik-adiknya merasakan apa yang ia rasakan.
Sekian sampai disini dulu ya ceritanya, mungkin nanti ada kelanjutannya bakal di up kalo tertarik. Terimakasih,bye-bye see u.muachh
Komentar
Posting Komentar